Kembali lagi di fase di mana gue gak tau mau ngapain. Fase ini bikin gue susah fokus pada kegiatan-kegiatan yang biasanya gue lakukan dan parahnya fase ini datang ketika gue lagi UTS. Gak ada cara lain selain ngehadapin semuanya.
Kata psikiater, gue harus ceritain masalah gue ke orang terdekat yang bisa gue percaya. Sebenarnya ada yang gue percaya, tapi gue gak mau cerita karena setiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri. Mereka pun udah lelah sama masalanya sendiri, eh, gue malah ceritain masalah gue. That's why gue gak mau cerita.
Entah kenapa, gue ngerasa lebih percaya diri ketika gak pakai kerudung. Ketika pakai kerudung, gue benar-benar gak pede dan selalu ngerasa jelek. Gue tau ini adalah cobaan. Banyak hal yang pingin gue lakukan tanpa memikirkan penilaian keluarga, tapi gue gak bisa karena harus memikirkan penilaian dari mereka. It sucks. Bahkan, gue harus memakai topeng di tempat yang seharusnya gue bisa melepas topeng. Gue gak boleh kebanyakan nangis karena orang tua gue akan lebih sedih ketika gue nangis.
Ketika gue melakukan apa yang gue sukai kayak pakai makeup bold -or semi bold-, pakai pakaian yang gue suka, dan gak memakai hijab rasanya bahagia banget karena menjadi diri sendiri. Lagi-lagi gue harus menghapus keinginan gue karena ada kewajiban yang harus gue jalankan.
Fase ini benar-benar ngeganggu gue terutama ketika harus menjalankan aktivitas gue yang cukup padat. I need hug for a hard days. Di situasi ini gue malah kangen sama orang yang udah gak perlu gue kangenin lagi. Gue kangen sama dia karena bertemu dengan dia adalah fase terbahagia dalam hidup gue. Dia aja gak ada effort untuk menghubungi gue, terus kenapa gue masih kangen dan berharap kita bisa bersama? you're dumb!
Maaf ya kalo tulisan ini seberantakan itu karena gue sendiri pun gak tau mau nulis apa. Intinya gue sedih akan semua ini dan pingin menghilang aja rasanya. Gue takut banget ketemu orang lain apalagi ketemu orang baru. Saat ini gue cuma mau isolasi diri sendiri di rumah karena setakut itu ketemu orang lain. Bicara sama orang lain bikin jantung gue berdebar kencang serta tangan gue gemetar karena takut ketika hanya melakukan obrolan biasa. Padahal dulu gue berani banget, tapi sekarang gak tau di mana letak keberanian itu berada.
Gue gak pernah mau apalagi minta untuk berada di posisi ini. Semuanya terjadi begitu aja.
is it okay to cry?